Tugas SKTI ( Smart
Card )
Berikut ini adalah jenis-jenis kartu
smart card yang ada, yaitu:
I.
Jenis – Jenis Smart Card
1.
Memory Card
Smart card yang
paling sederhana. Kartu ini hanya mengandung memory circuit yang dapat
diakses melalui kontak dengan synchronous protocol. Dalam memory itu
terdapat protected area yang hanya bisa diakses jika menerima kode
keamanan tertentu. Ada juga pembatasan jika ada aplikasi luar yang ingin mengakses
memory . Ada juga beberapa jenis
memory card yang menyediakan layanan otentifikasi. Ukuran data
yang bias disimpan di dalamnya tidak terlalu besar, sekitar 100 bits – 10 kb.
Kartu ini banyak digunakan untuk aplikasi accounting seperti kartu
telepon, transportation card dan vending card .
2.
Microprocessor Card
Smart card ini
mempunyai memory circuit dan microprocessor dalam satu chip.
Semua akses ke kartu akan melalui microprocessor. Datanya sendiri baru
bias diakses jika telah melewati semacam security logic. Terdapat sebuah
interface untuk I/O yang bisa mempunyai bentuk yang berbeda antar kartu. Dari
segi keamanan, microprocessor bisa dibilang sulit untuk dipalsukan.
Perkembangannya sekarang ini adalah microprocessor diganti dengan State
change. Hal ini dilakukan karena microprocessor sudah tidak terbatas
dalam hal kecepatan dan kapasitas memori. State change berisi Programmable
Gate Array (PGA) yang berukuran lebih kecil dan dapat mengemulasikan fungsi
microprocessor dengan kecepatan yang lebih baik. Sekarang ini, kartu ini
juga diberi kemampuan untuk melakukan kriptografi seperti memory-adddress
srambling, auto-detection hacking, power-circuit manipulation,
dan electron microscopy.
3.
Contact Card
Contact smart
card memiliki chip kecil keemasan pada kartu, saat dibaca oleh reader, chip
tersebut melakukan contact dengan konektor yang dapat membaca informasi dari
chip, dan dapat menuliskan informasi kembali ke dalam chip.
Pada contact
smart card , beberapa standar ISO telah dikeluarkan untuk mendefinisikan bentuk
fisik , posisi, karakterisitik, protokol, format perintah yang dikirim dan
respon yag dikembalikan, ketahanan kartu hingga fungsinya.
Kekurangannya adalah:
1.
Titik contact-nya dapat rusak
karena sering digunakan, reader yang jelek, atau tergesek di kantong.
2.
Ujung microcircuit dapat rusak
jika kartu bengkok atau ditekan terlalu keras.
3.
Mudah diserang melalui titik contact kartu.
4.
Kerusakan yang terjadi di alat contact
reader yang merupakan alat mekanis karena pemakaian yang tidak baik atau
karena serangan fisik.
5.
Contactless Card
Kartu ini adalah jenis smart card yang
menggunakan frekuensi radio (RF) untuk bertukar informasi. Jadi kartu ini tidak
memerlukan kontak fisik ke reader/terminal
untuk bertukar informasi. Kartu ini mengandung microcircuit yang
tertutup di dalam kartu, sehingga kartu ini hanya perlu didekatkan dengan reader
tanpa kontak langsung untuk bertukar informasi.
Kontak antar kartu dan reader tergantung
pada kepekaan reader. Banyak dipakai untuk transaksi yang menekankan
pada unsur kecepatan, terutama di industri transportasi. Kelebihannya adalah:
1.
Lebih dapat diandalkan.
2.
Maintenance lebih sedikit daripada contact
card.
3.
Lifespan-nya
lebih lama daripada contact card.
Sedangkan kekurangannya antara lain:
1. Tidak
cocok untuk pertukaran data yang besar.
2. Ukurannya
lebih besar daripada contact card dan belum ada ukuran standar.
3. Jumlah
manufaktur pembuat sedikit sehingga jenis kartunya terbatas.
4.
Harganya relatif lebih mahal daripada contact card.
1.
Hybrid Card
Smart card yang
menggunakan dua teknologi yang ada di contact card dan contactless
card sehingga terdapat alat contact dan antena dalam satu kartu.
Kartunya sendiri ada yang menggunakan satu microprocesor dan ada juga
yang menggunakan dua microprocessor. Kartu jenis ini dibuat untuk membuat
pengguna bisa memakai kartunya di banyak aplikasi.
Ada pula istilah combi card yang
sejenis dengan hybrid card tapi membutuhkan suatu alat yang dinamakan pouch
untuk mengubah fungsi contact card menjadi contactless card .
Dan alat contact-nya adalah antena yang terdapat dari pouch sedangkan
media transmisi yang digunakan adalah gelombang radio. Tingkat keamanan hybrid
card lebih baik daripada combi card karena gelombang radio sangat
mudah untuk disusupi dan hal ini akan mengurangi tingkat keamanan kartu.
2.
Subscriber Identity Module (SIM)
Card
Smart card kecil
dan dapat diprogram berisi kunci identitas subscriber ke layanan
selular. Kunci ini digunakan untuk identitas ke digital mobile service dan
jenis layanan yang dipakai. SIM card ini bisa dipasang permanent ke
teleponnya atau yang removable. SIM ini berguna untuk kunci keamanan yang
dipakai oleh jaringan GSM.
3.
Removable User Identity Modul
(R-UIM) Card
Smart card yang
fungsinya sama dengan SIM card tetapi untuk telepon dengan teknologi
CDMA. Kartu ini memungkinkan komunikasi antar kedua jaringan.
4.
Universal subscriber Identity
Module (USIM) Card
Pengembangan dari SIM card yang
akan digunakan di teknologi jaringan 3G. kartu ini akan dimasukan di peralatan
3G dan digunakan untuk otentifikasi jaringan dan fungsi lainnya. ( “Kajian
Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan dan
Implementasinya di Kehidupan Sehari-hari ; Adhitya Agung Satria1 (13502009),
Gamma2 (13502058), dan M. Yusuf Hamdani
(1350213) Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung ; hal 7 – 8
).
5.
Bentuk-Bentuk Contactless Smart Card
Secara garis besar ada tiga bentuk utama dari
contactless card yaitu :
A.
Memory
B.
Wired logic
C.
Microcontroller (MCU)
Memory Card (kartu memori) menggunakan suatu chip atau
peralatan elektronik lainnya untuk menyimpan informasi-informasi mengenai jati
diri pemilik kartu. Dalam bentuk yang paling aman dari kartu ini, memori
menyimpan sebuah nomor seri yang unik termasuk kemampuan untuk mengunci sevara
permanen bagian dari memori atau memungkinkan seseorang untuk menambah atau
mengubah data yang ada hanya menggunakan sebuah mekanisme tertentu yang sudah
di lindingi dengan password. Selain dari mekanisme pengamanan tersebut, memory
card tidak memiliki mekanisme pengamanan tambahan lainnya untuk melindungi isi
kartunya. Software yang digunakan untuk meng encrypt dan decrypt informasi yang
ada dapat disimpan dalam kartu memori juga.
Wired logic card memiliki suatu sirkuit
elektronik khusus yang dirancang di dalam chip
dan menggunakan metode yang tetap untuk autentifikasi jati dirinya ke mesin
pembaca, memastikan keabsahan pengguna kartu dan meng encrypt komunikasi. Wired
logic card tidak dapat dimodifikasi setelah kartu ini dibuat atau diprogram.
Microcontroller Card (MCU)
menggunakan suatu software atau firmware untuk melakukan otentifikasi jati diri
pemegang kartu dan enkripsi komunikasi
data. Smart card dengan model MCU yang embedded ini memiliki kemampuan
mengamankan data dan komunikasi yang hampir lebih sempurna, seperti
kemampuannnya untuk menngamankan data-data yang ada dalam kartunya sendiri
dengan menggunakan teknologi enkripsi khusus, menggunakan sistem yang berbasis
software dan hardware dalam melindungi informasi dalam kartu dan dapat
digunakan untuk verifikasi menggunakan sistem biometric dan tandatangan digital
serta dapat berinteraksi dengan mesin pembaca kartu secara cepat. Contactless
MCU juga memiliki kapasitas memori yang lebih besar dan dapat menjalankan suatu
operaying sistem seperti java (javaCard) dan MULTOS.
Microcontroller card terdiri dari dua jenis kartu, yaitu kartu
berjenis hybrid card dan dual interface card. Untuk kartu yang bersifat hybrid
beberapa teknologi yang independen berada dalam satu kartu tetapi teknologi
tersebut tidak saling berkomunikasi dan berinteraksi. Sebagai contoh, satu
kartu dapat mengadung suatu pita magnetic, bar code, teknologi 125 kHz, foto
pemegang kartu, contact teknologi smart card dan teknologi contactless lainnya
yang sesuai dengan standart ISO/IEC 14443 atau ISO/IEC 15693. keunggulan dari
kartu bersifat hybrid adalah, sistem yang telah ada tetap terus dipakai,
sementara beberapa kemampuan dan fungsi-fungsi baru dapat ditambahkan melalui
teknologi smart card.
Kartu
yang bersifat dual-interface memiliki sebuah chip yang dapat digunakan dalam
sistem contact card atau contactless card. Teknologi contact dan contactless
digabungkan dalam kartu ini, pemanfaatan dari masing-masing teknologi tersebut
akan tergantung pada situasi mana teknologi tersebut menjadi lebih efektif dan
efisien. Kartu dengan sifat hybrid dan dual-interface sebenarnya bersifat
pelengkap dan penerapannya harus dipikirkan masak-masak dan harus dijelaskan
kepada konsumen manfaat dan kerugiannya.
Dengan
perkembangan teknologi dewasa ini, pendesai kartu dapat mengimplementasikan
arsitektur kartu yang terdiri dari berbagai sistem teknologi. Hal ini akan
memberikan peluang efisiensi untuk manajemen dalam hal mengamankan assetnya,
meningkatkan kenyamanan pemegang kartu, dan memudahkan pengaturan administrasi
terhadap kebijaksanaan security dan prosedur yang beragam. Bayangkan penggunaan
kartu dengan teknologi yang beragam untuk mengontrol akses terhadap suatu
bangunan, atau tempat parkir di apartemen atau untuk mengakses data atau suatu
jaringan komputer yang sangat peka, tetapi kartu tersebut juga dapat digunakan
untuk melaksanakan transaksi perbankan, berbelanja di took buku atau
departement store atau sekedar ke vending machine. Dengan menggunakan kartu yang berteknologi tepat, sistem
cryptography dan tanda tangan digital, pengaksesan data dalam suatu jaringan
logic dapat diatur dan dimasukkan dalam jaringan tersebut berdasarkan basis
data yang tepat. Karena kartu yang digunakan berupa kartu dari bahan plastik
maka kartu tersebut dapat juga mendukung pengamanan dengan menggunakan foto,
logo, informasi yang bersifat visual, holograms, digital watermark,
microprinting dan sistem pengamanan lainnya untuk menghindari penggunaan kartu
oleh orang yang tidak berhak dan pemalsuan kartu tersebut. Sistem kartu tunggal
juga lebih efisien untuk pemakai, memudahkan koordinasi pada saat penggantian
(bila diperlukan), mengurangi keharusan mengingat banyak password atau Personal
Identification Number (PIN) dan tentusaja mengurangi waktu untuk verifikasi dan
otentifikasi jati diri.
6.
Jenis Kartu yang
diusulkan
Jenis Kartu yang kami usulkan
adalah Contactless Smart Card. Jenis kartu ini sangat berguna bagi pengguna
karena lebih mudah dan praktis digunakan. Kartu dengan teknologi contactless tersebut cukup
berada pada jarak yang terjangkau
oleh mesin pembaca dan menggunakan frekuensi radio (radio frequencies/RF) untuk
mengirimkan informasi.
Teknologi
contactless pada smart card sangat cocok untuk pengamanan physical access.
Karena pengecekan jati diri pemegang kartu dan mesin pembaca kartu sangatlah
peka terhadap elemen-elemen tertentu (kotor dan air misalnya) dan mudah rusak
jika terlalu sering digunakan. Teknologi contactless memungkinkan kartu tetap
terlindung karena tidak harus dikeluarkan dari tempatnya saat penggunaan dan
mesin pembaca tidak harus bersentuhan langsung dengan pemegang kartu, hal ini
akan menghindarkan kartu dan mesin pembaca dari kerusakan akibat lingkungan
yang kotor, basah, terlalu dingin dan lembab serta keadaan lingkungan yang ekstrim
lainnya. Dengan tidak digunakannya head pembaca mekanik atau bagian yang
digesekkan pada mesin, biaya perawatan dapat diminimalkan. Akhirnya, dengan
jarak pembacaan yang cukup jauh (tidak harus selalu mendekat pada mesin
pembaca), teknologi contactless pada kartu ini akan meningkatkan kenyamanan
pengguna kartu dengan akses yang bersifat “hands free”.
Kartu ini bersifat read-only yang artinya , informasi yang ada
didalam kartu bersifat permanen, dan ketika kartu tersebut ditunjukkan kepada mesin pembaca, maka
informasi tersebut akan dikirimkan kepada sistem.akan terkoneksi langsung dengan database Mahasiswa atau
sistem akademik yang ada di dalam Universitas. Jadi, kita akan lebih mudah ingin
melakukan absensi atau sebagai pengenal bagi mahasiswa.
7.
Teknologi RFID
RFID sebagai teknologi identifikasi
mempunyai 2 komponen utama, yaituReader dan Transponder (umum
dikenal sebagai Tag). Transpondermerupakan suatu media
yang menyimpan kode unik yang digunakan sebagai identifikasi. Transponder ditempelkan
pada media yang ingin diidentifikasi. Sedangkan Reader merupakan perangkat yang
digunakan untuk mengekstrak kode unik yang tersimpan pada Transponder.
Transponder
pada dasarnya merupakan suatu perangkat komunikasi Radio. Sebuah Transponder
dapat berupa pemancar dan penerima (Transceiver : Transmitter -Receiver)
gelombang Radio. Meski dapat pula suatu transponder hanya berupa perangkat
pancar gelombang radio. Pemilihan teknologi ini tergantung jenis mode
komunikasi yang digunakan. Pada mode Read-Only,yaitu mode dimana
hanya melibatkan kegiatan baca saja dan tidak melakukan kegiatan tulis,
transponder umumnya hanya berupaTransmitter karena tidak diperlukan
pengiriman informasi untuk ditulis Tag oleh Reader. Sedangkan pada mode Read-Write dapat
dipastikan transponder adalah suatu transceiver. Tag mampu menerima
perintah dan bahkan informasi dari Reader untuk kemudian dieksekusi maupun
disimpan.
Sistem
RFId dengan transponder bersifat transciever dapat menerapkan
teknologi akses jamak, yaitu kemampuan untuk melakukan pembacaan 2 atau lebih
transponder pada masa yang sama. Teknologi ini selain meningkatkan efisiensi
proses pembacaan juga dapat memastikan tidak adanya kesalahan baca pada saat
terdapat lebih dari 1 kartu pada daerah baca.
Sebagai
perangkat komunikasi radio, Transponder dapat dibangun dalam ukuran yang kecil
dan tipis. Kondisi ini dimungkinkan oleh karena transponder memanfaatkan
teknologi radio yang cukup sederhana dan juga proses produksi transponder yang
memanfaatkan teknologi silikon. Hingga saat ini, transponder dapat diproduksi
hingga setipis label kertas. Umumnya, suatu transponder diproduksi dalam bentuk
yang kompak tanpa menggunakan baterai disebut sebagai Transponder pasif. Pasif
disini diartikan sebagai kondisi dimana tidak adanya elemen pemberi energi
internal semacam baterai. Sebagai gantinya, energi didapat dari udara melalui
ekstraksi GEM oleh Transponder. Reader senantiasa diradiasikan oleh Reader
untuk memastikan radiasi GEM cukup untuk mengoperasikan Transponder.
Transponder
mempunyai berbagai macam jenis, rupa dan bentuk . Umumnya, bentuk ini
disesuaikan dengan fungsi dari Transponder tersebut. Selain itu juga
dipengaruhi oleh parameter-parameter gelombang radio yang digunakan, pemilihan
frekuensi khususnya akan berdampak langsung pada jenis antena dan dimensi yang
harus digunakan. Sebagai contoh, pada range Low Frequency (LF) dan High
Frequency (HF) umumnya digunakan antena berbentuk loop dengan jumlah putaran
tertentu. Sedangkan pada range Ultra High Frequency (UHF) digunakan antenna
Dipole λ/2. Akibatnya, mau tidak mau , dimensi antenna akan memberikan
implikasi terhadap bentuk dan ukuran transponder.
Belum lagi pemilihan terhadap
kemampuan jarak baca perangkat yang menentukan apakah digunakan komponen
pencatu aktif atau tidak. Suatu transponder dengan pencatu aktif akan menuntut
dimensi transponder yang lebih besar dan tebal.
RFID
adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi
transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi radio untuk membaca informasi dari
sebuah device kecil yang disebut tag atau transponder
(Transmitter + Responder). Tag RFID akan mengenali diri sendiri ketika
mendeteksi sinyal dari device yang kompatibel, yaitu pembaca RFID (Micro-Reader).
Gambar
III menjelaskan sistem RFID [6], yang terdiri dari empat komponen:
Tag:
ini adalah device yang menyimpan informasi untuk identifikasi objek. Tag
RFID sering juga disebut sebagai transponder.
Antena:
untuk mentransmisikan sinyal frekuensi radio antara pembaca RFID dengan tag RFID.
Pembaca
RFID(Micro-Reader): adalah alat yang kompatibel dengan tag RFID
yang akan berkomunikasi secara wireless dengan tag.
Software Aplikasi: adalah aplikasi pada sebuah workstation
atau PC yang dapat membaca data dari tag melalui pembaca RFID. Baik tag
dan pembaca RFID dilengkapi dengan antena sehingga dapat menerima dan
memancarkan gelombang elektromagnetik.
Gambar III Sistem RFID
1. Tag RFID
Tag RFID adalah
komponen yang dibuat dari rangkaian elektronika dan antena yang terintegrasi di
dalam rangkaian tersebut. Rangkaian elektronik dari tag RFID umumnya
memiliki memori sehingga tag ini mempunyai kemampuan untuk menyimpan
data. Memori pada tag secara dibagi menjadi sel-sel. Beberapa sel
menyimpan data Read Only, misalnya nomor seri yang unik yang disimpan
pada saat tag tersebut diproduksi.
2. Kelas Tag
Berdasarkan catu
daya tag, tag RFID (Radio Frequency Identification)
dapat
digolongkan menjadi:
a. Tag Pasif: yaitu tag
yang catu dayanya diperoleh dari medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID.
Rangkaiannya lebih sederhana, harganya lebih murah, ukurannya kecil, dan lebih
ringan. Kelemahannya adalah tag hanya dapat mengirimkan informasi dalam
jarak yang terbatas 4-5m ketika menggunakan frekuensi UHF ( 860 MHz– 930 MHz).
b. Tag Semi-Pasif: yaitu tag
yang memiliki baterai terintegrasi dan oleh karena itu tidak memerlukan
energi dari medan pembaca untuk menggerakkan chip itu. Ini memungkinkan tag untuk
berfungsi dengan tingkatan sinyal yang lebih rendah, menghasilkan jarak lebih
besar sampai dengan 100 meter. Jaraknya terbatas karena tag tidak
mempunyai pemancar yang terintegrasi, dan masih perlu menggunakan medan pembaca
untuk komunikasi kembali ke pembaca itu.
c. Tag Aktif: yaitu tag
yang catu dayanya diperoleh dari baterai, sehingga akan mengurangi daya
yang diperlukan oleh pembaca RFID dan tag dapat mengirimkan informasi
dalam jarak yang lebih jauh (sampai beberapa kilometer). Kelemahan dari tipe tag
ini adalah harganya yang mahal dan ukurannya yang lebih besar karena lebih
kompleks. Semakin banyak fungsi yang dapat dilakukan oleh tag RFID maka
rangkaiannya akan semakin kompleks dan ukurannya akan semakin besar.
3.
Pembaca RFID (RFID Reader)
Sebuah pembaca
RFID harus dapat melakukan dua hal penting, yaitu menerima perintah dari software
aplikasi dan berkomunikasi dengan tag RFID.
Pembaca RFID [3]
merupakan penghubung antara software aplikasi dengan antena yang akan
meradiasikan gelombang radio ke tag RFID. Gelombang radio yang
diemisikan oleh antena berpropagasi pada ruangan di sekitarnya. Akibatnya data
dapat berpindah secara wireless ke tag RFID yang berada
berdekatan dengan antena.
4. Manfaat RFID
Banyak pembicara
juga menyebutkan bahwa secara teknik, jelas sebuah rangkaian lebih banyak
manfaatnya, termasuk:
a. Reader dapat mengamati banyak tag,
sebanyak 1.000 pada satu waktu dengan teknologi yang sekarang.
b. RFID merupakan energi radio
yang biasanya dapat menembus sebuah kemasan artikel-artikel kecil dan
mengetahui apa yang ada didalamnya, walaupun air dan permasalahan logam
sekarang ini.
c. Tag tertanam didalam
kemasan yang tidak dapat dilecetkan,dibongkar digosok sampai hilang, dan bahkan
dihancurkan.
8.
Value Chain analysis
Primary Activities
Inbound Logistic
|
Operations
|
Outbound logistics
|
Marketing
and sales
|
Service
|
Smart Card ini didistribusikan kepada
mahasiswa-mahasiswa Universitas saat setelah calon mahasiswa sudah didata dan dimasukkan
ke dalam database Akademik Mahasiswa
|
Smart Card ini digunakan pada saat mahasiswa akan memasuki ruangan
kelas , perpustakaan dan akses terhadap fasilitas-fasilitas yag terdapat di
Universitas
|
Smart Card ini
Digunakan untuk identifier mahasiswa saat berkunjung ke
perusahaan-perusahaan atau studi banding ke luar negeri.
|
Universitas melakukan pembagian ataupun penyebaran
smart card ini sebagai kartu mahasiswa ketika mahasiswa melakukan pendaftaran
ulang dan setelah melakukan pembayaran uang kuliah /cicilan pertama uang
kuliah.
|
Smart Card ini memiliki fungsi-fungsi,yaitu untuk
melakukan absensi, peminjaman buku dan mendapatkan diskon saat melakukan transaksi di rekanan kerja Universitas serta fasilitas-fasilitas
lainnya.
|
Secondary Activities
General
Administration
|
Human Resource
Management
|
Technology
Development
|
Universitas membebankan biaya penerapan Smart Card
ini ke uang kuliah mahasiswa.
|
Smart Card ini dibagikan untuk mahasiswa Universitas baik yang masih aktif maupun yang sudah alumni.
|
Teknologi ini yang digunakan untuk menerapkan Smart
card ini adalah RFID (Radio Frequency
Identification Development)
|
9.
Porter ‘s 5 Forces model ( Analisa 5 Kekuatan Porter)
1.
Pesaing-pesaing
yang sudah ada
Beberapa perguruan tinggi baik swasta maupun negeri sudah
menerapkan Smart Card Sebagai identifier
card untuk mahasiswanya
2.
Ancaman
pesaing-pesaing baru
Contactless Smart Card ini mempunyai kemumgkinan yang
sangat besar memiliki pesaaing-pesaing baru mengingat perkembangan teknologi
Smart Card yang sangat pesat.
3.
Ancaman
barang pengganti
Contactless Smart Card memiliki banyak barang-barang
pengganti yaitu: Contact Smart Card , Hybrid Smart Card dan sejenisnya
4.
Kekuatan
menawar dari pelanggan-pelanggan
Tidak ada pilihan bagi pelanggan karena semua calon
pelanggan/ pelanggan Smart Card ini diwajibkan untuk memiliki Smart Card ini.
5.
Daya
Tawar Pemasok
Mahalnya bahan baku ini membuat sulitnya mendapatkan supplier Smart Card ini.
10.
SWOT Analysis
Strength
ü
Maintenance lebih sedikit daripada contact
card.
ü
Smart card dengan teknologi contactless
menawarkan suatu keunggulan yang dapat diperluas untuk mengamankan sistem akses
baik secara fisik maupun akses secara logic (akses terhadap jaringan atau bahan
online lainnya).
ü Mengurangi biaya perawatan untuk mesin pembaca
kartu (jika dibandingkan dengan mesin pembaca pita magnetic dan pembaca contact
card)
ü
Memiliki tingkat keamanan yang sama dengan contact smart
card.
Weakness
ü
Harganya
relatif lebih mahal dibandingkan contact Smart Card
ü
Tidak
cocok untuk petukaran data yang besar
karena jika hilang maka data atau nilai yang tersimpan di dalamnya akan ikut hilang.
Opportunity
ü
Berguna
untuk digunakan dalam lingkungan Mahasiswa yang memerlukan pergerakan fisik
yang cepat.
ü
Ketahanan
Contactless Smart Card lebih lama.
ü Mengurangi
usaha perusakan
mesin pembaca.
Threat
ü
Belum
ada ukuran standar yang jelas.
ü
Belum
ada aturan yang jelas tentang kehilangan kartu dan kebijakan yang jelas jika
kartu hilang.
11.
Strategi & Kebijakan yang diusulkan
Ø
Pihak
Universitas harus melakukan Sosialisasi penggunaan Smart Card ini sebelum
Smart Card ini benar-benar diterapkan sepenuhnya di Universitas
Ø
Pihak Universitas harus menentukan standar yang jelas untuk penerapan Smart Card
ini dan lokasi mesin pembaca (reader) untuk Contactless Smart Card ini agar
sesuai dengan kebutuhan Mahasiswa.